Tak dapat dipungkiri, pengguna Facebook sering mengabaikan terhadap masalah privasi. Penelitian dari biro keamanan komputer Sophos mengungkap, betapa mudahnya pengguna Facebook mengumbar data sensitif, bahkan meng-add teman yang tidak jelas asal usulnya.
menurut informasi yang di dapat oleh detikINET dari ComputerWorld, Sophos coba membuat account palsu yang hanya diwakili gambar bebek karet warna kuning dan sepasang kucing. Riset semacam ini pernah dilakukan tahun 2007, kala itu dengan memakai gambar mainan katak.
Nah, berbekal account tersebut, Sophos meng-add teman Facebook secara acak. Pada riset tahun 2007, 41 persen dari mereka yang meng-add account palsu itu mengumbar banyak data pribadi, seperti alamat e-mail, data kelahiran dan nomor telepon. Sedangkan tahun 2009, jumlahnya mencapai 46 persen.
Graham Cluely selaku konsultan senior di Sophos menyayangkan kejadian ini. Sebab meski sudah berkali-kali diperingatkan soal risiko mengumbar informasi pribadi pada orang tak dikenal, tetap saja banyak orang melakukannya. Padahal menurut Cluely, data itu bisa jadi modal penting bagi pelaku kriminal untuk membahayakan user.
"Orang melihat layanan Facebook hanya semacam hiburan. Mereka pikir tak akan rugi apa-apa dengan membeberkan informasi. Namun perlu diingat bahwa banyak pelaku tindak kriminal memanfaatkan internet dan mereka bisa mendapatkan informasi penting itu dengan mudah," paparnya.
Untuk memastikan keamanan kala mengakses situs jejaring, Sophos pun memberikan 3 saran:
• Jangan menambah teman dengan membabi buta, melainkan hanya yang dikenal dan dipercaya.
• Pelajari sistem privasi dari situs jejaring sosial yang dipakai. Manfaatkan setting yang ketat jika perlu, untuk membatasi akses informasi personal hanya pada orang dekat.
• Anggap bahwa semua hal yang diungkap di situs jejaring akan terlihat di internet selamanya. Bahkan usaha menghapusnya akan percuma karena data sudah diindeks atau dikopi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar